1. Wayang Kulit Jawa : Raden Yudhistira / Puntadewa
Prabu Yudhistira merupakan putra tertua Prabu Pandudewanata ( Raja kerajaan Astina negara terbesar dalam dunia wayang ) dengan permasuri Dewi Kunti Talibrata. Perlu diketahui bahwa Prabu Pandudewanata gugur saat para Pendawa masih anak anak. Untuk sementara hak perwalian dipegang sang kakak ( paman Pendawa ) bernama Adipati Destarastra yang kurang layak memimpin karena lemah dan buta. Adipati Destarastra beristrikan Dewi Gendari yang sebetulnya lebih menyukai ayah Pendawa ( Pandudewanata ) tapi dipaksa menikah dengan kakaknya. Setelah para Pendawa besar sayangnya oleh sang paman tahta tak dikembalikan dan justru diserahkan pada keturunannya sendiri yaitu para Bala Kurawa dengan anak tertua bernama Prabu Duryudana. Bala Kurawa terkenal jahat, licik, pendendam, sombong, suka foya foya, penuh kepura puraan, mau enaknya sendiri, mengutamakan jalan pintas dan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, serta sama sekali tak peduli nasib penderitaan rakyatnya. Mereka makin menjadi jadi kengawurannya saat patih Astina dipegang Harya Sangkuni ( Sengkuni ) adik dari sang ibu Dewi Gendari. Semoga para pemimpin Indonesia sampai kapanpun jangan seperti Bala Kurawa dan Sengkuni ini.Prabu Yudhistira merupakan pemimpin keluarga Pandawa dan berkuasa di negara Amarta dan kelak Astina. Ia memiliki nama lain Prabu Puntadewa, Prabu Dwijakangka, Prabu Gunatalikrama, dan Prabu Ajathasatru. Pusaka utama Prabu Yudhistira adalah Jimat Jamus Kalimasada ( Kalimahusada ). Pasangannya bernama Dewi Drupadi, seorang wanita taat pada suami, tabah menerima derita, dan tidak merayakan kegembiraan secara berlebihan. Nama putra Prabu Yudisthira dan Dewi Drupadi yaitu Raden Pancawala. Prabu Yudhistira memiliki sifat sabar, mengutamakan persatuan dan kesatuan, serta tak suka memiliki musuh. Sebelum perang Baratayudha terjadi sebenarnya Prabu Yudisthira tak pernah berperang sama sekali karena sangat cinta perdamaian. Dengan berat hati ia menjadi panglima perang saat Baratayuda meletus demi menegakkan kebenaran dan keadilan serta rasa tanggung jawab sebagai saudara tertua Pandawa.
2. Wayang Kulit Jawa : Raden Werkudara / Bima
Banyak bayi lelaki yang baru lahir diberi nama Bima agar kelak bisa gagah perkasa seperti karakter sang tokoh. Memang tidak salah karena Raden Werkudara atau Bima memiliki badan besar, kuat, dan sakti mandraguna. Adik kandung Prabu Yudhistira ini menjadi ksatria di Jodhipati ( Njadipati ) atau Tunggul Pamenang. Ia juga terkenal jujur dan langsung menegakkan kebenaran serta keadilan tanpa banyak pertimbangan rumit. Gayanya lugas dengan tipe laksanakan dulu efek dipikir belakangan. Berkat ketegasannya wilayah Amarta senantiasa aman tentram penuh kebahagiaan.Nama lain Raden Werkudara adalah Raden Bima, Raden Bratasena, Raden Bayusutha, dan Gundawastraatmaja. Pusaka andalannya yaitu Kuku Pancanaka, Gada Rujakpolo, dan Gada Lambitamuka. Istri istri Raden Werkudara bernama Dewi Nagagini, Dewi Arimbi, dan Dewi Urangayu. Dari pernikahannya dikaruniai putra bernama Raden Antareja, Raden Gatotkaca, serta Raden Antasena. Saat perang Baratayudha berlangsung secara gemilang Raden Werkudara berhasil menewaskan Prabu Duryudana ( Suyudana ) pimpinan Bala Kurawa perampas hak tahta Pandawa atas Astina. Dulunya waktu masih anak anak Prabu Duryudana yang juga memiliki badan besar ini biasa menjadi latih tanding Raden Werkudara.
3.Wayang Kulit Jawa : Raden Arjuna
4. Wayang Kulit Jawa : Raden Nakula
5. Wayang Kulit Jawa : Raden Sadewa
Raden Sadewa merupakan saudara kembar Raden Nakula. Keduanya merupakan putra dari Prabu Pandhudewanata & Dewi Madrim. Pada waktu kecil diberi nama julukan Raden Darmagranti atau Raden Tangsen. Berkuasa atau sebagai ksatria di wilayah Wukir Ratawu. Ia mempunyai istri bernama Dewi Padapa. Dari pernikahannya tersebut dikaruniai putra yaitu Raden Sabekti & Raden Dewakusuma. Dalam lakon wayang Sudamala dikisahkan Raden Sadewa berjasa besar dalam meruwat Batari Durga ( ratu para demit ) kembali ke wujudnya semula menjadi bidadari jelita Dewi Uma.